Sabtu, 30 November 2013

Komunikasi

A.Pentingnya Komunikasi
Pada hakikatnya manusia terlahir ke dunia sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain untuk bertahan hidup, Untuk itu manusia harus berinteraksi dengan lingkugan sosialnnya. Suatu interaksi diciptakan dari adanya komunikasi, apabila manusia tidakdapat ber4komunikasi makan individu itu tidak sakan dapat berinteraksi dan menyampaikan maksud dan tujuannya. Oleh karena itu komunikasi sangatlah penting bagi manusia tanpa komunikasi manusia tidak dapat berintraksi dengan orang lain.

B.Definisi Komunikasi
Pengertian dari komunikasi  adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

C.Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1.     Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebutinterpreting.
2.    Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3.    Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4.    Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5.    Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6.    Penyandian Balik, pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7.    Penginterpretasian, pada ahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.

D.       Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator
Banyak faktor menentukan keberhasilan/ ketidak berhasilan suatu pesan yang bertujuan persuasif. Empat faktor utama adalah
1.   Sumber pesan/ komunikator yang mempunyai kredibilitas yang tinggi; contohnya seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya.
2.  Pesan itu sendiri (apakah masuk akal/ tidak)
3.  Pengaruh lingkungan
4.  Pengertian dan kesinambungan suatu pesan (apakah pesan tersebut diulang-ulang)
Namun faktor-faktor ini tidak berjalan secara bertahap, pada banyak kasus faktor-faktor ini saling tumpang tindih.

E.    Pandangan tentang proses Komunikasi
Komunikasi pemasaran terlalu sering hanya berfokus untuk mengatasi kesenjangan kesadaran akan produk, citra, atau preferensi dalam pasar sasaran. Tetapi pandangan dalam komunikasi pemasaran ini memiliki beberapa keterbatasan, terlalu pendek dan mahal, dan sebagian besar pesan jenis ini tidak sampai kepada pelanggan sasaran.

Sekarang terjadi gerakan yang memandang komunikasi sebagai pengelolaan proses pembelian pelanggan sepanjang waktu. Selama tahap sebelum penjualan, tahap penjualan, tahap pemakaian, dan tahap setelah pemakaian. Dan karena setiap pelanggan berbeda, program komunikasi perlu dirancang untuk segmen, celah pasar, dan bahkan individu tertentu. Dengan adanya teknologi elektronik baru, perusahaan harus bertanya bukan hanya "Bagaimana kita dapat menjangkau pelanggan kita?" tetapi juga "Bagaimana kita dapat menemukan cara yang memungkinkan para pelanggan kita mencapai kita?”

Dengan demikian, titik awal dalam proses komunikasi adalah memeriksa semua interaksi potensial yang mungkin dimiliki pelanggan sasaran dengan produk dan perusahaan. Misalnya, seseorang yang ingin membeli komputer akan bertanya pada orang lain, melihat iklan di televisi, membaca artikel di koran dan majalah, dan mengamati komputer yang dipajang di toko-toko komputer. Pemasar perlu menilai pengalaman dan kesan-kesan manakah yang paling berpengaruh pada berbagai tahap dalam proses pembelian. Pemahaman ini akan membantu pemasar dalam mengalokasikan dana komunikasinya dengan lebih efisien.



F.  Memilih saluran Komunikasi
Perbedaan antara sumber dan saluran, sumber ialah seseorang atau lembaga yang menciptakan suatu pesan sedangkan saluran adalah alat dengan mana suatu pesan berpindah dari sumber kepada penerima.
Komunikator harus memilih saluran komunikasi yang efisien untuk menyampaikan                pesan. 
1.     Saluran interpersonal dan media massa
2.    Saluran lokal dan saluran kosmopolit


G.Model Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran  adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran mempresentasikan "suara" perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen. Komunikasi pemasaran bagi konsumen, dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa suatu produk digunakan, oleh orang macam apa, serta di mana dan kapan. Komunikasi pemasaran berkontribusi pada ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek serta emndorong penjualan dan bahkan mempengaruhi nilai pemegang saham.
Model-Model komunikasi Pemasaran
1.     Model Makro Proses Komunikasi
Model makro adalah model komunikasi yang terdiri dari sembilan elemen. Dua elemen sebagai pihak utama yaitu pengirim dan penerima. Dua elemen lainnya merepresentasikan alat komunikasi utama yaitu pesan dan media. Empat elemen merepresentasikan fungsi komunikasi utama yaitu penyandian, pengartian, respons, dan umpan balik. Elemen terakhir adalah gangguan yang dapat menganggu proses komunikasi.
2.    Model Mikro Respons Konsumen
Model mikro komunikasi pemasaran berkonsentrasi pada respons spesifik konsumen terhadap komunikasi.
Ada empat model hirarki respons klasik yaitu AIDA, Hirarki Pengaruh, Inovasi-adopsi, dan Komunikasi. Semua model mengasumsikan bahwa pembeli melewati tahap kognitif, afektif dan perilaku.
Kesadaran : Jika sebagian besar konsumen sasaran tidak menyadari produk, tugas komunikator adalah membangun kesadaran dengan memperkenalkan produk dengan informasi awal seperti nama produk.
Pengetahuan : Informasi lebih dalam mengenai produk. Konsumen sasaran mungkin memiliki kesadaran tapi tidak tahu banyak tentang produk. Pengetahuan sangat penting untuk diberikan kepada sasaran agar informasi yang dimiliki sasaran tentang produk menjadi lengkap.
Rasa suka : Jika konsumen sasaran mengetahui merek, apa yang mereka rasakan tentang merek tersebut? Dalam hal ini komunikator harus bisa membangkitkan rasa suka konsumen sasaran terhadap produk.
Preferensi : Konsumen sasaran mungkin menyukai produk, tetapi tidak lebih baik dibandingkan produk lain. Komunikator harus berusaha membangun preferensi konsumen dengan membandingkan kualitas, nilai, kinerja, dan fitur lain terhadap pesaing.
Keyakinan : Komunikator harus membangun dan memperkuat keyakinan dan minat konsumen sasaran untuk membeli.
Pembelian : Konsumen sasaran memiliki keyakinan dan minat yang kuat, namun tidak cukup tergerak untuk membeli.
Komunikator harus mengarahkan konsumen agar mengambil langkah terakhir untuk membeli dengan cara menawarkan produk dengan harga terjangkau, menawarkan premi, atau membiarkan konsumen mencoba produk.


H. Alat-alat Promosi dalam komunikasi Pemasaran
          1.       Iklan : Adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang                    dibiayai dan bersifat persuasif dan promosi tentang produk, jasa atau ide                        oleh sponsor yang teridentifikasi melalui berbagai macam media.
          2.      Promosi penjualan : Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan              atau pembelian produk atau jasa.
          3.      Acara dan pengalaman : Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang                dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan                dengan merek tertentu.
          4.      Hubungan masyarakat dan publisitas : Beragam program yang dirancang untuk                  mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya.
          5.      Pemasaran langsung : Penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau internet                untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon atau dialog dari            pelanggan.
          6.      Pemasaran interaktif : Kegiatan dan program online yang dirancang untuk                        melibatkan pelanggan dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan                      kesadaran, memperbaiki citra, dan menciptakan penjualan produk dan jasa.
          7.      Pemasaran dari mulut ke mulut : Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik                        antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli              atau menggunakan produk atau jasa.
          8.      Penjualan personal : Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli                        prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan                        pengadaan pesanan.

I.   Periklanan
Karena banyaknya bentuk dan penggunaan periklanan, sangat sulit untuk membuat generalisasi yang merangkum semuanya. Namun, sifat-sifat berikut dapat diper­hatikan: 
         1.     Presentasi umum: Periklanan yang bersifat umum itu memberikan semacam keab­sahan          pada produk dan menyarankan tawaran yang terstandardisasi. Karena banyak orang          menerima pesan yang sama, pembeli mengetahui bahwa motif mereka untuk membeli            produk tersebut akan dimaklumi oleh umum.
         2.    Tersebar luas: Periklanan adalah medium yang berdaya sebar luas yang memung­                kinkan penjual mengulang pesan berkali-kali. iklan juga memungkinkan pembeli                  menerima dan membandingkan pesan dari berbagai pesaing. Periklanan berskala                besar oleh seorang penjual menyiratkan hal yang positif tentang ukuran., keku­atan,          dan keberhasilan penjual.
         3.    Ekspresi yang lebih kuat: Periklanan memberikan peluang untuk mendramatisasi                perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang penuh          seni.
         4.    Tidak bersifat pribadi: Audiens tidak merasa wajib untuk memperhatikan atau                menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan monolog, bukan dialog, dengan audiens.

J. Promosi Penjualan
Walaupun alat promosi penjualan-kupon, kontes, harga premi, dan sejenisnya­ sangat beragam, semuanya memberikan tiga manfaat yang berbeda:
          1.       Komunikasi: Promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya meinberikan                                        informasi yang dapat mengarahkan konsumen ke produk bersangkutan.
          2.      Insentif Promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan, dorongan, atau                kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen.
          3.      Ajakan: Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi pembelian                         sekarang.
Perusahaan menggunakan alat-alat promosi penjualan itu untuk menciptakan tanggapan yang lebih kuat dan lebih cepat. Promosi penjualan dapat digunakan untuk mendapatkan akibat jangka pendek seperti mendramatisir tawaran produk dan men­dorong penjualan yang lentur. 

K.  Penjualan Tatap muka
Penjualan personal  atau tatap muka adalah alat yang paling efektif-biaya pada tahap proses pembeliar lebih lanjut, terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pem­beli. Penjualan personal, memiliki tiga ciri khusus: 
1.     Konfrontasi personal: Penjualan personal mencakup hubungan yang hidup, lang­sung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat mengobservasi reaksi dari pihak lain dengan lebih dekat.
2.    Mempererat: Penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungar mulai dari hubungan penjualan sampai hubungan persahabatan. Wiraniaga biasa­nya sudah benar-benar mengetahui_ minat pelanggan yang terbaik.
3.    Tanggapan: Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga.

L.  Hubungan masyarakat
Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga sifat khusus:
1.   Kredibilitas yang tinggi: Ceritera dan gambar mengenai beritanya lebih otentik dan dipercaya oleh pembaca dibandingkan dengan iklan.
2.  Kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya: Hubungan masyarakat dapat menjangkau banyak calon pembeli yang cenderung menghin­dari wiraniaga dan iklan.
3.  Dramatisasi: Hubungan masyarakat memiliki kemampuan untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk.
4.  Pemasar cenderung kurang menggunakan hubungan masyarakat; tetapi program hubungan masyarakat yang direncanakan dengan baik dan dikoordinasikan dengar elemen bauran promosi yang lain dapat menjadi sangat efektif. 

M.   Pertanyaan Kajian dan Diskusi
          1.   Apa yang dimaksud dengan Komunikasi?
          2.  Seberapa penting komunikasi untuk pemasaran?
          3.  Bagaimana memilih saluran pemasaran yang baik?
          4.  Apa sajakah alat-alat kiomunikasi dalam komunikasi pemasaran?
          5.  Apa yang dimaksud dengan komunikasi persuasif?

Sumber :

Rabu, 20 November 2013

Sikap Konsumen


 A. Definisi Sikap konsumen

Definisi  sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
 Sedangkan yang dimaksud dengan sikap konsumen adalah kecenderungan yang dipelajari, ini berarti bahwa sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli terbentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain atau terpapar oleh iklan di media masa, internet dan berbagai bentuk pemasaran langsung. Menurut Gordon Allpor dalam Hartono Sastro wijoyo(2005), Sikap adalah Mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek baik disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten.


   B.  Fungsi-Fungsi Sikap

Daniel Kazt mengklasifikasikan empat  fungsi sikap yaitu :

     1.    Fungsi Utilitarian

Konsumen mengembangkan Beberapa Sikap terhadap produk atas dasar apakah produk   itu memberikan kesenangan atau justru kekecewaan.
     2.    Fungsi Ekspresi Nilai

Sikap yang di kembangkan Konsumen Bukan berdasarkan pada manfaat produk namun lebih kepada kemampuan merek tersebut didalam mengexpresikan Nilai – Nilai yang ada pada dirinya(self Concept).

     3.    Fungsi Mempertahankan Ego

 sikap yang di kembangkan konsumen lebih cenderung dalam mempertahankan dan melindungi dari tantangan eksternal dan perasaan internal sehingga membentuk sikap Difensife itu sendiri.

     4.    Fungsi Pengetahuan

 Sebuah sikap yang membantu konsumen di dalam menetapkan beberapa penilaiannya terhadap merek yang di ketahui maupun tidak.jadi banyak mengurangi resiko kekurangan kepasatian atau keragu- raguan di dalam memilih.



    C.  Tiga Komponen Sikap

Model ini dikembangkan oleh para ahli perilaku, khususnya ahli psikologi social. Menurut model ini terdiri dari tiga komponen, diantaranya adalah :

     1  .  Komponen Kognitif.

Komponen Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi yang diperoleh melalui kombinasi dari pengalaman langsung dengan objek sikap dan informasi terkait yang didapat dari berbagai sumber. Komponen ini sering kali dikenal sebagai keyakinan atau kepercayaan sehingga konsumen yakin bahwa suatu objek sikap memiliki atribut-atribut tertentu dan perilaku tertentu akan menjurus ke akibat atau hasil tertentu.

     2.    Komponen Afektif

Komponen Afektif ialah emosi atau perasaan terhadap suatu produk atau merk tertentu. Emosi dan perasaan terutama mempunyai hakikat evaluatif, yaitu apakah konsumen suka atau tidak terhadap produk tertentu.

     3.    Komponen Konatif

Komponen Konatif ialah kecenderungan seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan dan prilaku dengan cara tertentu terhadap suatu obyek sikap. Dalam pemasaran dan penelitian konsumen, komponen konatif lazimnya diperlakukan sebagai ekspresi niat konsumen untuk membeli atau menolak suatu produk

3 komponen sikap ini merupakan gambaran High imvelvement dimana ketiganya saling berkaitan di mulai dari kepercayaan merek akan mempengaruhi terhadap evaluasi merek dan hal tersebut juga akan mempengaruhi di dalam keputusan pembelian, Lalu jika di rujuk dari sikap yang di jelasakan sebelumnya bahwasanya Komponen Evaluasinya mengoreksi bagus tidaknya merek lalu Kognitifnya merasakan baik apa tidak merek ini di gunakan berdasarkan Experiencenya maupun Persepsi orang yang ia terima lalu ia kelola kembali dimana hasilnya akan menjadi perilaku sebagai komponen ketiga dalam mem follow apakah ia akan konsisten menggunakan produk tersebut maupun tidak.



   D. Peran Sikap Dalam Pengembangan Strategi Pemasaran

Dengan mengetahui sikap ,Pemasar dapat mengidentifikasi segmen,manfaat,mengembangkan produk baru dan memformulasikannya serta Evaluasi setrategi Promosi.Cara mengukurnya ialah dapat di lakukan dengan menyebar Quisioner kepada kelompok konsumen sasaran yang sebelumnya sudah di identifikasi di dalam Demografi dan hal hal yang di butuhkan dalam penelitian,dari hasil pengamatan inilah nanti hasilnya dapat di munculkan Pengembangan Produk,Hal ini harus terus dilakukan secara Continue agar pemasar dapat terus mengetahui keinginan Konsumen dan berusaha memuaskannya.


    E.  Hubungan Antara Sikap Dan Perilaku

penelitian juga memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Salah satu teori yang bias menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku terdapat satu faktor psikologis yang harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention). Worchel dan Cooper (1983) menyimpulkan sikap dan perilaku bias konsisten apabila ada kondisi sebagai berikut:

      1.     Spesifikasi sikap dan perilaku

      2.    Relevansi sikap terhadap perilaku

      3.    Tekanan normative

      4.    Pengalaman.


    F.  Memprediksi Perilaku dengan Sikap

Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kemampuan sikap dalam memprediksi perilaku, antara lain:

     1.     Tingkat Keterlibatan Konsumen

Jika tingkat keterlibatan konsumen terhadap suatu obyek sikap tinggi (misalnya produk), maka perilakunya cenderung akan sesuai dengan sikapnya yang cenderung kuat.

     2.    Pengukuran sikap

Jika pengukuran sikap valid dan reliabel dan mempunyai tingkat abstraksi yang sama dengan pengukuran perilaku serta dalam waktu yang relatif dekat atau bersamaan waktunya, maka sikap dapat digunakan untuk memprediksi perilaku.

     3.    Pengaruh orang lain

Orang lain yang mempunyai pengaruh kuat dalam kondisi tertentu dapat mempengaruhi sebuah sikap yang negatif menghasilkan perilaku yang positif. Contoh seorang anak tidak suka pada produk pakaian merek A, namun karena orang tua atau kakaknya mempengaruhinya untuk memlih dan membeli merek B, maka meskipun sikapnya positif terhadap merek A, namun perilakunya tidak positif.

     4.    Faktor situasional

Kondisi yang mendesak dan situasi yang tidak mendukung (dalam kondisi berduka /sakit maupun gembira) seringkali menyebabkan sikap tidak dapat digunakan untuk memprediksi perilaku.

     5.    Pengaruh merek lain

 Merek lain yang lebih unggul dalam memberikan manfaat yang diharapkan seringkali mempengaruhi hubungan sikap dengan perilaku.  Konsumen bisa memilih merek lain karena setelah dipilih dan dirasakan ternyata sesuai dengan yang diharapkan konsumen.

     6.    Kekuatan sikap

Sikap dapat digunakan untuk memprediksi perilaku, ketika sikap tersebut sangat kuat ada pada konsumen.


    G.  Model Perubahan Kepercayaan, sikap dan Perilaku
Setelah mempelajari hal diatas maka selanjutnya pemasar harus dapat mengetahui model perubahan kepercayaan,sikap dan perilaku,dimana dalam model ini Proses perubahan di mulai dengan pesan /komunikasi dengan maksdu membujuk.Pemprosesan informasi pesan kemudian terjadi.Pada titik ini Proses perubahan tgerjadi melalui jalur yang berbeda yaitu:

     1  .  Jalur pengambilan keputusan(dapat di pelajari dengan

·                    Proses Perubaha Sikap Berdasarkan Elaboration Likelihood Model,

           ·         Model Multiatribut, dan

           ·         Model Reasoned Action atau Model Behavioral Intentions).

     2.    Jalur eksperiental (dapat dipelajari dengan:

           ·         Balance Theory,

           ·         Mempengaruhi sikap dengan teori pertimbangan sosial.).

     3.    Jalur Pengaruh perilaku(dapat di pelajari dengan A.Mempelajari pengaruh Behaviorial).
 

   H. Pertanyaan Kajian dan Diskusi :

         1.     Apa fungsi dari mempelajari sikap konsumen?

         2.    Perbedaan sikap dan perilaku konsumen itu apa?

         3.    Bagaimana sikap konsumen dapat mempengaruhi pembel;ian?


Sumber :






Kamis, 14 November 2013

Pembelajaran Konsumen

    A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. pembelajaran telah terjadi ketika seorang individu berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan satu cara yang berbeda dari caranya berperilaku 

Konsumen didalam melakukan pembelian secara sadar ataupun tidak pasti secara otomatis mereka melakukan pembelaran secara tidak langsung, disaat membeli produk konsumen melihat kemasan, kualitas dan mempertimbangkan harga, jika mereka menyukai produk tersebut setelah mencoba satu kali maka mereka akan kembali membel tapi jika tidak maka itu bias menjadi pembelajaran agar lebih teliti dan cermat memilih produk dan jasa, konsumen semakin hari semakin cerdas dalam menilai suatu produk karena mereka belajar dari pengalaman dari waktu ke waktu.

   B.  Teori Pembelajaran
     1 .  TEORI BELAJAR HUMANISTIK
Abraham Maslow dan Carl Rogers termasuk kedalam tokoh kunci humanisme. Tujuan utama dari humanisme dapat dijabarkan sebagai perkembangan dari aktualisasi diri manusia automomous. Dalam humanisme, belajar adalah proses yang berpusat pada pelajar dan dipersonalisasikan, dan peran pendidik adalah sebagai seorang fasilitator.
Afeksi dan kebutuhan kognitif adalah kuncinya, dan goalnya adalah untuk membangun manusia yang dapat mengaktualisasikan diri dalam lingkungan yang kooperatif dan suportif. Dijelaskan juga bahwa pada hakekatnya setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya. Kerana itu dalam kaitannya maka setiap diri manusia adalah bebas dan memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang mencapai aktualisasi diri.
2.TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
3.TEORI PEMBELAJARAN SOSIAL
Teori Perilaku (Bandura)
Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan(reinforcement) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperolehpenguatan atau perilaku yang terkena hukuman (punishment). Dalam kenyataannya, daripada membahas konsep motivasi belajar, penganut teori perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswatelah belajar untuk mengerjakan pekerjaan sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang diinginkan (Bandura, 1986 dan Wielkeiwicks, 1995).
4. TEORI BELAJAR KOGNITIF
AUSUBEL : TEORI BELAJAR BERMAKNA
Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Sama seperti Bruner dan Gagne, Ausubel beranggapan bahwa aktivitas belajar siswa, terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar- akan bermanfaat kalau mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung. Namun untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi, maka kegiatan langsung akan menyita banyak waktu. Untuk mereka, menurut Ausubel, lebih efektif kalau guru menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi.

   C.  Ilustrasi Teori pembelajaran
1) Ilustrasi dari classical conditioning(membiasakan)
- Pavlov àeksperimen terhadap anjing
- Membiasakan sesuatu kepada konsumen sehingga ada stimulus
2) Ilustrasi dari instrumental conditioning(belajar dari kesalahan)
- Jika suatu stimulus yang diberikan mendapat respon negative atas pengalamannya dimasa lalu maka konsumen tidak akan menerima stimulus tersebut untuk masa akan datang (belajar dari kesalahan)
3) Ilustrasi dari cognitive learning
- konsumen berprilaku menyelesaikan masalah
- Masalah tersebut diselesaikan dengan cara mencari informasi berbagai produk yang mungkin menyelesaikan masalah yang di hadapi.
4) Ilustrasi pembelajaran pasif
- penerapannya pada media sebagai sarana memasang iklan (produk dengan tingkat keterlibatan rendah.
- Sebaiknya iklan menampilkan sisi lain tidak bersifat informasional tetapi berupa symbol-simbol dan penimbulan kesan dalam penyampaian pesan terhadap konsumen

    D. Relevansi Pengaruh Perilaku Dan Cognitive Learning Pada Pemasaran
Cognitive learning adalah hasil dari mendengarkan, menyaksikan, menyentuh atau mengalami; mencoba.
Cognitive learning adalah suatu mekanisme yang kuat yang menyediakan rata-rata dari pengetahuan. 
 Pendekatan perilaku mungkin akan sangat cocok untuk kondisi yang aktivitas kognitifnya (pengenalan masalah, pencarian informasi yang ekstensif, evaluasi alternatif, mengambil keputusan dan mengevaluais keputusan pembelian) adalah minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembelian produk. Mungkin mereka akan merasa membuang-buang waktu untuk mencari infomasi yang berhubungan dengan pembelian pasta gigi, sabun mandi, dan lain-lain. Teori pembelajaran kognitif lebih relevan untuk produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.

    E.  Loyalitas Konsumen
Loyalitas konsumen merupakan suatu  komitmen yang tinggi untuk membeli kembali suatu produk atau jasa yang disukai di masa mendatang, disamping pengaruh situasi dan usaha pemasar  dalam merubah perilaku. Dengan kata lain konsumen akan setia  untuk melakukan pembelian ulang secara terus-menerus(Oliver dalam Taylor, Celuch, dan Goodwin, 1999:218)
Menurut Sutisna (2001: 41) Loyalitas konsumen dapat  dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu loyalitas merek (brand loyalty) dan loyalitas toko (store loyalty).
Tjiptono (2002:85) mengemukakan enam indikator yang bisa digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen yaitu :
1.     Pembelian ulang
2.    Kebiasaan mengkonsumsi merek tersebut
3.    Selalu menyukai merek tersebut
4.    Tetap memilih merek tersebut
5.    Yakin bahwa merek tersebut yang terbaik
6.    Merekomendasikan merek tersebut pada orang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen :
1.   Nilai(Harga dan kualitas)
2.  Citra (baik dari kepribadian yang dimilikinya dan reputasi  dari merek tersebut)
3.  Kenyamanan dan kemudahan untuk mendapatkan produk tersebut
4.  Kepuasan yang dirasakan konsumen
5.  Pelayanan dengan kualitas baik
6.  Adanya garansi
Tingkat loyalitas konsumen terdiri dari empat tahap :
Loyalitas Kognitif. Tahap dimana pengetahuan langsung maupun tidak langsung konsumen akan merek, manfaat dan dilanjutkan kepembelian berdasarkan keyakinan akan superioritas yang ditawarkan. Dasar kesetiaan adalah informasi tentang produk atau jasa yang tersedia bagi konsumen.
Loyalitas Afektif. Sikap favorable konsumen terhadap merek merupakan hasil dari konfirmasi yang berulang dari harapannya selama tahap cognitively loyalty berlangsung. Dasar kesetiaan konsumen adalah sikap dan komitmen terhadap produk dan jasa, sehingga telah terbentuk suatu hubungan yang lebih mendalam antara konsumen dengan penyedia produk atau jasa dibandingkan pada tahap sebelumnya.
Loyalitas Konatif. Intensi membeli ulang sangat kuat dan memiliki keterlibatan tinggi yang merupakan dorongan motivasi.
Loyalitas Tindakan. Menghubungkan penambahan yang baik untuk tindakan serta keinginan untuk mengatasi kesulitan seperti pada tindakan kesetiaan.



    F.  Pembelajaran Vicarious
Pembelajaran Vicarious (Pencontohan) menyangkut pembelajaran melalui observasi, yang memadukan aspek – aspek dari teori pembelajaran kognitif dan perilaku. Pembelajaran Vicarious merujuk pada suatu proses yang berusaha mengubah perilaku dengan meminta individu mengamati tindakan orang lain