Kerangka
untuk mengadakan penelitian mengenai penerimaan konsumen terhadap berbagai
produk baru diambil dari bidang penelitian yang dikenal sebagai penyebaran inovasi. Para peneliti konsumen yang mengkhususkan diri dalam
penyebaran inovasi sangat tertarik untuk memahami dua proses yang berhubungan
erat : proses penyebaran dan proses adopsi.
Inovasi dapat diartikan sebagai proses dan/atau hasil pengembangan
pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan
(termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau
memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru,
yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan
sosial)
.
A.
Elemen dasar dalam
Proses penyebaran
1. Inovasi yaitu gagasan, tindakan, atau barang yang
dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara
subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap
baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ‘baru’ dalam
ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
2. Komunikasi adalah suatu proses dimana partisipan
menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman
bersama
3. Jangka waktu yaitu proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang
mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan
terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak
dimensi waktu terlihat dalam :
a) proses
pengambilan keputusan inovasi
b) keinovatifan
seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi.
c) kecepatan
pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
4. Sistem
social
yaitu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama
untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Anggota system
social dapat individu, kelompok-kelompok informal, organisasi, dan sub system
yang lain. Proses difusi dalam kaitannya adengan sistem sosial ini dipengaruhi
oleh struktur sosial, norma sosial, peran pemimpin dan agen perubahan, tipe
keputusan inovasi dan konsekuensi inovasi
B. Pengaplikasian Definisi dari Inovasi
Dalam kehidupan sehari-hari banyak contoh konkret dari penerapan difusi
inovasi seperti contoh yang fenomenal yaitu keberhasilan Pemerintah Orde Baru
dalam melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Dalam program tersebut,
suatu inovasi yang bernama Keluarga Berencana, dikomunikasikan melalui berbagai
saluran komunikasi baik saluran interpersonal maupun saluran komunikasi yang
berupa media massa , kepada suatu sistem sosial
yaitu seluruh masyarakat Indonesia .
Dan itu terjadi dalam kurun waktu tertentu agar inovasi yang bernama Keluarga
Berencana tersebut dapat dimengerti, dipahami, diterima, dan diimplementasikan
(diadopsi) oleh masyarakat Indonesia .
Program Keluarga Berencana di Indonesia
dilaksanakan dengan menerapkan prinsip difusi inovasi. Ini adalah contoh difusi
inovasi, dimana inovasinya adalah suatu ide atau program kegiatan, bukan
produk. Contoh lain adalahstrategi percepatan adopsi
inovasi teknologi pertanian. Dan hampir semua inovasi, apakah berupa ide atau produk, memerlukan
proses difusi seperti dijelaskan di atas agar bisa diadopsi. Contoh, traktor
agar petani bisa berpindah dari pola tradisional ke pola pertanian modern.
Metode pembelajaran aktif agar guru berpindah dari metode pendidikan
tradisional ke metode pendidikan modern. Kompor gas, agar para ibu rumah
tangga, bahkan di pedesaan dapat berpindah dari pola kompor minyak atau kayu ke
kompor gas. Semuanya membutuhkan proses difusi yang melibatkan teknik
komunikasi tertentu agar dapat diterima oleh suatu sistem sosial tertentu.
Semua inovasi, memiliki karakteristik yang berbeda baik dari sisi inovasinya
itu sendiri maupun sistem sosial dimana inovasi tersebut akan diberlakukan.
Oleh karena itu, pendekatan komunikasi yang harus digunakan juga akan berbeda
satu sama lain. Disinilah tantangannya bagi agen pemasaran produk dan jasa
(inovasi) tertentu.
C.
Lima
Karakteristik yang dihubungkan dengan Produk Baru
terdapta lima
karakteristik produk yang dimana memudahkan proses adopsi yang:
1. Relative advante cansumer menerima produk inovasi melebihi produk yang telah di sepakati.
2. Compatibility: produk baru cocok dengan kebutuhan konsumen.
3. Complexity: banyak kesulitan yang dirasakan terhadap sebuah produktinovasi seprti atau menggunakannya sehingga lebih lambat untuk mengadopsinya.
4. Triability: pengalaman mencoba akan mengurangi ketidak puasan konsumen.
5. Observability: pengguna produk dan banyak orang bisa mengamati efek positif dari penggunaaan produk baru..
1. Relative advante cansumer menerima produk inovasi melebihi produk yang telah di sepakati.
2. Compatibility: produk baru cocok dengan kebutuhan konsumen.
3. Complexity: banyak kesulitan yang dirasakan terhadap sebuah produktinovasi seprti atau menggunakannya sehingga lebih lambat untuk mengadopsinya.
4. Triability: pengalaman mencoba akan mengurangi ketidak puasan konsumen.
5. Observability: pengguna produk dan banyak orang bisa mengamati efek positif dari penggunaaan produk baru..
D.
Pentingnya Arti
Sebuah Penyebaran
Pentingnya
penggunaan produk baru sudah jelas, tetapi seseorang mungkin akan bertanya
mengapa keputusan konsumen tentang produk baru harus dipelajari dengan cara
berbeda dengan keputusan tentang produk lain. Perbedaan utama dalam analisis
tradisional mengenai penyebaran inovasi yaitu penekanan pada komunikasi di
dalam struktur sosial dan bukan pemprosesan informasi individual.
Adapun
definisi dari penyebaran inovasi menurut Rogers
adalah sebagai proses dikomunikasikannya inovasi (ide baru) melalui saluran
tertentu selamanya diantara para anggota sistem sosial.
Proses
penyebaran (diffusion process) berhubungan dengan cara inovasi tersebar,
yaitu cara inovasi berasimilasi dengan pasar. Lebih tepatnya, penyebaran adalah
proses menyebarnya penerimaan inovasi tertentu oleh komunikasi kepada para
anggota sistem sosial tertentu selama jangka waktu tertentu.
E.
Adopsi dan saluran
Komunikasi dalam proses Difusi
definisi dari difusi inovasi menurut Rogers adalah sebagai proses
dikomunikasikannya inovasi melalui saluran tertentu selamanya diantara semua
anggota system social.
Adopsi
adalah suatu kegiatan seseorang dalam membuat keputusan dan melalui ini inovasi
diterima. Adopsi produk baru harus dimengerti dalam konteks yang temporal.[3] Proses
adopsi merupakan tahap-tahap yag dilalui seorang konsumen sebelum sampai pada
keputusan untuk mencoba atau tidak mencoba atau terus menggunakan atau
berhenti menggunakan suatu produk baru. Adopsi sebagai suatu proses sepanjang
waktu sudah dimengerti oleh para ahli pemasaran untuk waktu yang lama.
Sering
diasumsikan bahwa konsumen bergerak melalui 5 tahap untuk sampai ke keputusan
untuk membeli atau menolak produk baru tertentu, tahapan-tahapan tersebut
antaralain :
1. Tahap Kesadaran
Pada tahap ini konsumen
mengetahui adanya ide-ide baru tapi kurang informasi mengenai hal inovasi atau
informasi yang diperoleh sangat terbatas.
2. Tahap Minat
Pada tahap ini konsumen
mulai menaruh minat terhadap inovasi dan mencari informasi lebih banyak mengenai
inovasi tersebut.
3. Tahap Penilaian
Pada tahap ini konsumen
melakukan penilaian terhadap produk baru berdasarkan informasi-informasi yang
diperoleh dan mencoba untuk mengkaitkannya dengan kondisinya sebelum memutuskan
untuk mencoba.
4. Tahap
Percobaan
Pada tahap ini konsumen
menggunakan atau mencoba inovasi untuk memastikan ide-ide itu dalam skala kecil
untuk menentukan kegunaannya, sesuai atau tidak dengan dirinya.
5. Tahap Penerimaan
Pada tahap ini konsumen
berdasarkan evaluasinya selama mencoba produk dan merasakan hasilnya akan
memutuskan menggunakan produk jika ternyata produk baru dinilai sesuai dengan
harapan dan keinginan.
Saluran Komunikasi
Beberapa
kecepatan inovasi menyebar keseluruh pasar tergantung pada banyaknya komunikasi
antara pemasar dan para consumen, maupun komunikasi diantara para consumen
(komunikasi lisan). Yang menjasi pokok perhatian adalah tidak terbukanya pengaruh
relatif sumber-sumber impersonal (masalah iklan dan editorial) dan
sumber-sumber antar personal (tenaga penjual dan pemimpin pendapat informasi).
F. Membangun
Profil Konsumen yang menyukai Produk Baru
* Berani mengambil risiko
Risiko menjadi faktor yang ditempatkan paling depan dalam memulai bisnis. Nana menerapkan hal ini dalam menjalani usahanya. Membawa 50 item lapTopper dalam pameran di Singapura, dengan harapan pasar menyukai produk baru ini, memberikan hasil yang tak terduga sebelumnya. Meski begitu, Nana tetap mengedepankan risiko, dan siap menerima jika ternyata produk tak menarik minat pasar. Nyatanya, orisinalitas dan kesiapan atas risiko justru membuat produk semakin laris dan mendapat pelanggan tetap dari satu kali pameran ini.
* Intensitas waktu
Merintis bisnis dengan produk baru dikenal pasar butuh perhatian khusus. Perlu satu tahun bagi Nana untuk memperkenalkan produk. Orisinalitas dan kemampuan pebisnis menangkap kebutuhan dan peluang pasar memang memegang peranan, hingga akhirnya permintaan lapTopper semakin tinggi. Kapasitas produksi pun bisa mencapai 2.000 item. Konsisten pada bisnis dari segi waktu dan komitmen menentukan keberhasilan bisnis.
* Fokus pada bisnis yang sedang dibangun
Keterlibatan langsung pemilik dalam membangun bisnis menjadi kunci penting. Nana bersama suaminya fokus penuh, mulai dari pengenalan produk, menjual langsung di setiap pameran, hingga pada pengembangan produk kepada konsumen lebih besar, personal, maupun korporasi. Karyawan tetap dibutuhkan dalam kaitannya dengan produksi dan proses pengiriman barang. Namun terkait dengan manajemen bisnis, keuangan dan produk, pemilik perlu terjun langsung pada tahap pengembangan awal bisnis.
* Aktif berpromosi
Mengikuti berbagai ajang promosi, seperti pameran atau bentuk kerjasama lainnya, sangat menunjang keberhasilan produk menjaring pasar. Pebisnis perlu mengambil risiko, meski dibutuhkan biaya tak sedikit untuk promosi. Nilai lebih dari produk orisinal adalah daya jual yang tinggi. Biaya tinggi yang dikeluarkan untuk promosi ke luar negeri, misalkan, adalah risiko yang harus ditempuh. Yakini bahwa produk dibutuhkan konsumen, dan mampu menarik minat pasar.
* Membangun trust dengan pelanggan
Kepercayaan konsumen muncul dari bagaimana cara pebisnis membangun relasi. Hal utamanya terletak pada kepuasan atas produk tersebut, dan pelayanan dari pemilik usaha. Nana meyakini, pengiriman tepat waktu, dan pemilik selalu siap merespons permintaan kapan pun, menjadi kunci penting membangun kepercayaan. Pebisnis juga perlu memahami apa yang diinginkan pelanggan. Komunikasi yang baik juga menentukan bagaimana kepercayaan terbangun dengan relasi bisnis.
Risiko menjadi faktor yang ditempatkan paling depan dalam memulai bisnis. Nana menerapkan hal ini dalam menjalani usahanya. Membawa 50 item lapTopper dalam pameran di Singapura, dengan harapan pasar menyukai produk baru ini, memberikan hasil yang tak terduga sebelumnya. Meski begitu, Nana tetap mengedepankan risiko, dan siap menerima jika ternyata produk tak menarik minat pasar. Nyatanya, orisinalitas dan kesiapan atas risiko justru membuat produk semakin laris dan mendapat pelanggan tetap dari satu kali pameran ini.
* Intensitas waktu
Merintis bisnis dengan produk baru dikenal pasar butuh perhatian khusus. Perlu satu tahun bagi Nana untuk memperkenalkan produk. Orisinalitas dan kemampuan pebisnis menangkap kebutuhan dan peluang pasar memang memegang peranan, hingga akhirnya permintaan lapTopper semakin tinggi. Kapasitas produksi pun bisa mencapai 2.000 item. Konsisten pada bisnis dari segi waktu dan komitmen menentukan keberhasilan bisnis.
* Fokus pada bisnis yang sedang dibangun
Keterlibatan langsung pemilik dalam membangun bisnis menjadi kunci penting. Nana bersama suaminya fokus penuh, mulai dari pengenalan produk, menjual langsung di setiap pameran, hingga pada pengembangan produk kepada konsumen lebih besar, personal, maupun korporasi. Karyawan tetap dibutuhkan dalam kaitannya dengan produksi dan proses pengiriman barang. Namun terkait dengan manajemen bisnis, keuangan dan produk, pemilik perlu terjun langsung pada tahap pengembangan awal bisnis.
* Aktif berpromosi
Mengikuti berbagai ajang promosi, seperti pameran atau bentuk kerjasama lainnya, sangat menunjang keberhasilan produk menjaring pasar. Pebisnis perlu mengambil risiko, meski dibutuhkan biaya tak sedikit untuk promosi. Nilai lebih dari produk orisinal adalah daya jual yang tinggi. Biaya tinggi yang dikeluarkan untuk promosi ke luar negeri, misalkan, adalah risiko yang harus ditempuh. Yakini bahwa produk dibutuhkan konsumen, dan mampu menarik minat pasar.
* Membangun trust dengan pelanggan
Kepercayaan konsumen muncul dari bagaimana cara pebisnis membangun relasi. Hal utamanya terletak pada kepuasan atas produk tersebut, dan pelayanan dari pemilik usaha. Nana meyakini, pengiriman tepat waktu, dan pemilik selalu siap merespons permintaan kapan pun, menjadi kunci penting membangun kepercayaan. Pebisnis juga perlu memahami apa yang diinginkan pelanggan. Komunikasi yang baik juga menentukan bagaimana kepercayaan terbangun dengan relasi bisnis.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar