Cerita ini diawali dengan seorang Ibu yaitu Mamak Lainuri yang putih dan
cantik, sabar penuh kasih sayang dan lemah lembut. Mamak Lainuri yang gagal pada perkawinan pertamanya yaitu dengan ayah kandung dari
Laisa yang notabenenya adalah seorang duda beranak satu (Laisa) , Ayah Laisa adalah seorang pemabuk dan kurang bertanggung jawab hingga pada
suatu hari Ia meninggal dunia akibat minuman keras dan meninggalkan bayinya pada mamak Lainuri. Bayi
itulah yang dikenal dengan Laisa. Bayi itu ditinggal dengan keadaan direndam di
baskom sehingga membuat tubuhnya berwarna biru lebam. Akhirnya bayi itu diasuh
dan dibesarkan oleh mamak Lainuri.
Hal tersebut membuatnya
mencari pasangan lagi. Dari pernikahan keduanya Mamak Lainuri dikaruniai empat orang anak, anak
pertamanya adalah Dalimunte, ke dua Ikanuri, ke tiga Wibisana, dan
terakhir Yashinta.
Mamak Lainuri dan suaminya sangat baik dan menganggap Laisa seperti anak
kandungnya sendiri, Suami Mamak Lainuri bekerja sebagai petani dan sering
berpergian ke hutan untuk mencari kayu bakar atau berburu. Sampai pada suatu
hari Suami mamak Lainuri ingin pergi ke hutan dan sebelum pergi ia berpamitan
kepada Laisa bahwa Laisa harus menjaga mamaknya dan ke empat adiknya saat
ayahnya (ayah tirinya) pergi ke hutan, Laisa pun mengiyakan. Beberapa waktu
kemudian akhirnya Laisa mendengar kabar bahwa Ayah tirinya itu meninggal dunia
akibat diterkam harimau di hutan, Saat itu usia Laisa masih belasan tahun dan Dalimunte masih berumur tujuh tahun, Ikanuri berumur empat tahun, Wibisana berumur 3 tahun, dan Yashinta masih
dalam kandungan. Harimau yang menerkam suaminya sejak beberapa tahun lalu
membuat mamak Lainuri harus berjuang sendirian untuk membesarkan anak-anaknya.
Meskipun Laisa bukanlah anak dari mamak Lainuri, namun mamak Lainuri tetap
menyayangi Laisa sebagaimana anak kandungnya. Kelima anak tersebut memiliiki
karakter yang berbeda. Yang pertama Laisa, merupakan kakak tertua yang dikenal
sangat menyayangi adik-adiknya namun tegas dalam mengajarkan adik-adikna untuk terus disiplin dan rajin
belajar dan rela
mengorbankan apapun demi adik-adiknya sekalipun nyawa sebagai taruhannya.
Fisik Laisa yang gempal, hitam, pendek, gendut dan berambut ikal yang jauh berbeda dengan keempat adiknya yang memiliki kulit putih dan
paras wajah yang tampan dan cantik, membuat Laisa sering dipertanyakan sebagai anak kandung atau anak angkat.
Meskipun demikian, Laisa tetap tegar dan menganggap itu semua sebagai cobaan
yang harus dilaluinya.
Sepeninggal bapaknya, karena Laisa dititipi
pesan untuk menjaga adik-adiknya dan membuat keempat adiknya agar dapat
mencapai kesuksesan masa depan sebelum ayahnya pergi. Laisa
yang penuh kerja keras dan pantang menyerah bertekad untuk menjalankan
amanah bapaknya tersebut dengan mendidik adik-adiknya. Apapun pasti dikorbankan
untuk keempat adiknya. Bahkan karena saking menderitanya keluarga tersebut,
Laisa bahkan memutuskan untuk berhenti sekolah dan membantu mak Lainuri untuk berkebun agar adik-adiknya yang lain tetap bisa sekolah.
Dalimunte sebagai anak pertama mamak Lainuri yang sejak kecil merupakan
anak yang dikenal pintar dan bahkan telah mampu berkontribusi besar bagi
desanya. Dalimunte telah memberikan penemuan yang luar biasa bagi desanya,
yaitu membuat sistem pengairan yang sampai sekarang telah dinikmati oleh
seluruh warga desanya. Meskipun pada awalnya ide itu merupakan ide konyol yang
tidak akan mampu terwujud, namun berkat kerja kerasnya Dalimunte berhasil
membangun sistem pengairan tersebut. Berkat penemuan tersebut, Dalimunte
menjadi lebih dikenal luas oleh penduduk di kampungnya, Walaupun dalam proses
pembuatannya itu Dalimunthe sempat kepergok oleh Laisa bolos sekolah untuk
membuat penemuannya tersebut sehingga membuat Laisa marah karena merasa Dalih
tidak bersyukur telah memiliki kesempatan untuk bersekolah dari hasil Laisa dan
mamaknya kerja keras malah menyia-nyiakannya, namun pada akhirnya Laisa dan mak
Lainuri bangga terhadap apa yang dilakukan Dalimunthe pada desanya.
Berbeda dengan
saudaranya Wibisana dan Ikanuri yang hampir memiliki karakter sama yaitu
dikenal sebagai anak paling bandel dan nakal namun disisi lain sebenarnya
mereka ingin membantu mamak Lainuri dan Laisa untuk mencari uang hanya caranya
yang salah. Mereka
berdualah yang selalu membantah perintah Laisa. Bahkan pernah suatu waktu ketika Ikanuri dan Wibisana
tertangkap oleh Laisa sedang bolos sekolah dan mencuri mangga, mebuat Laisa marah dan memukuli mereka dengan batang kayu karena perbuatan
mereka, Ikanuripun marah terhadap
kakaknya Laisa, Wibisana dan Ikanuri mengungkapkan langsung bahwa Laisa bukanlah kakak kandungnya karena
badan dan wajahnya yang jauh berbeda dengannya dengan berkata “ Kulit kamu hitam, kulit kami
putih, kamu jelek, gendut, ikal! Kamu bukan kakak Kami” . Peristiwa tersebut hampir membuat hati Laisa
menangis. Namun karena ketegarannya Laisa tetap sabar dan memendam rasa sakit
tersebut meskipun sakitnya sampai menusuk ke dalam. Karena kejadian tersebut Ikanuri
dan Wibisana marah, mereka pergi ke hutan, sampai malam tiba mereka belum juga
pulang, Akhirnya Laisa dan Dalih disuruh oleh Mak Lainuri untuk mencari mereka
ke hutan dengan bantuan obor . Sesampainya dihutan ternyata Ikanuri dan
Wibasana sedang berada dalam bahaya mereka tersesat dan bertemu dengan harimau,
Laisapun menyuruh ketiga adiknya untuk pergi dan Laisa seorang diri menghadapi
harimau tersebut, Ia jadi teringat Ayahnya yang meninggal akbat diterkam
harimau, Laisapun pasrah dan berdoa, lalu tiba-tiba saja harimau pergi begitu saja. Diketahui
bahwa harimau tersebut memiliki insting kasih sayang, dan harimau itu
melihat pancaran rasa kasih sayang yang begitu mendalam dari Laisa terhadap
kedua adiknya. Oleh sebab itu harimau tersebut tidak jadi menerkam Laisa. Setelah kejadian tersebut
Ikanuri dan Wibisana sangat menyesal dengan perbuatan merekan dan meminta maaf
kepada Laisa, akhirnya Laisa, Dalimunthe, Ikanuri dan Wibisana berpelukan
ditengah malam dan dibawah sinar kunang-kunang.
Adiknya yang terakhir adalah Yashinta. Merupakan gadis kecil yang
cantik, berkulit putih, berambut coklat
panjang, manis namun sedikit agak tomboy. Dia selalu ingin tahu tentang berbagai hal baru,
terutama tentang alam dan hewan-hewan lucu. Karena rasa keingintahuannya yang
tinggi, Dia selalau meminta Laisa mengantarkannya ke hutan untuk melihat
berbagai hewan dan tumbuhan yang unik dan lucu. Meskipun dia lebih kecil dari
Laisa, namun kekuatannya melangkah dan menyusururi hutan lebih kuat
dibandingakan keempat saudara lainnya.
Selain itu, pernah juga suatu waktu Demi Yashinta, Laisa rela menerobos
hujan ketika tengah malam malam saat Yashinta sedang sakit untuk memanggil
mahasiswa KKN fak. Kedokteran yang saat itu sedang KKN di desa itu. Dia tidak
peduli akan derasnya hujan, dia lari sendirian ke kampung atas yang jaraknya
lebih dari 10 km tanpa putus asa. Bahkan dia mempertaruhkan nyawanya. Dia
sempat tergelincir hingga mata kakinya berpindah. Itu sangat sakit, sakit
sekali namun dia tidak memperdulikannya tetap menerobos hujan. Dan menyimpan
lukanya sendirian. Sungguh pengorbanan yang tiada taranya.
Sewaktu mahasiswa-mahasiswa kedokteran tersebut pamit dan Laisapu berterimakasih kepada mereka, lalu Laisa
masuk ke dalam rumah tak sengaja Laisa mendengar percakapan mahasiswa mereka
berkata bahwa suhu udara, iklim cuaca dan keadaan lembah Lahambay sangat bagus
untuk berkebun strawberry. Dari kejadian tersebut Laisa melakukan terobosan
baru dari berkebun jagung menjadi strawberry karena strawberry lebih mahal
apabila dijual dikota, walaupun sempat mengalami kegagalan panen karena
kurangnya pengetahuan untuk merawat tanaman strawberry namun Laisa tidak mudah
menyerah Ia mencoba kembali dan akhirnya berhasil menjadi pengusaha strawberry
sukses hingga bisa menyekolahkan
adik-adiknya sampai ke jenjang
perkuliahan.
Waktupun terus
berlalu Berkat
perjuangan kerasnya selama ini membesarkan adik-adiknya, telah menjadikan
adik-adiknya orang yang hebat dan sukses. Dalimunte dengan gelar profesornya
yang sampai saat ini sering muncul di Televisi ia mendapatkan gelar profesor termuda, Wibisana dan Ikanuri dengan perusahaan otomotifnya
yang telah lama diimpikannya, dan Yashinta yang berhasil meraih gelar S2 nya di
Belanda. sementara Kak
Laisa tetap tinggal di dusun mereka bersama mamak Lainuri berkebun. Sampailah saat dimana adiknya telah cukup dewasa untuk berumah tangga.
Tetapi mereka semua segan untuk melangkahi Kak Laisa. Di kampungnya, jika
mendahului perkawinan kakak, maka hal tersebut masih dianggap tabu. Maka
mulailah adik-adiknya berusaha mencarikan jodoh untuk Laisa, berkali-kali calon untuk Laisa
selalu menolak karena kaget melihat fisik Laisa yang tidak berparas cantik dan semuanya berakhir mengecewakan.
Laisa mengerti adik-adiknya tidak ingin melangkahinya, padahal mereka semua
sudah memiliki calon pendamping. Bahkan calon istri Dalimunthe yaitu Cihuy sudah didesak oleh orang tuanya
untuk segera dinikahi oleh Dalimunthe apabila tidak sesegara mungkin Cihuy akan
dinikahkan dengan orang lain, Dalih tetap menolak untuk menikahi Cihuy dengan
segera karena enggan melangkahi kak Lais, Laisa pun marah dan meminta Dalih
untuk menikahi Cihuy, akhirnya mereka menikah dan dikaruniai anak. , Laisa sangat mengerti bahwa dirinyalah yang menjadi
penghalang kebahagiaan adik-adiknya, dan untuk itu sekali lagi ia dengan keras
memaksa adik-adiknya untuk segera menikah dan tidak perlu mempedulikan dirinya. Setelah Dalimunthe menikah
Ikanuri dan Wibisana menyusul menikah walaupun sangat berat untuk melangkahi
kak Laisa karena itu merupakan permintaan Kak Laisa.
Waktu terus berlalu tubuh Laisa yang terbiasa bekerja keras akhirnya
rubuh juga digerogoti penyakit yang hanya diketahui oleh ibunya. Ternyata
penyakit yang diderita Laisa telah lama disembunyikannya yang mengatahui penyakitnya
hanya mamak Lainuri . Namun Laisa melarang Mamak
Lainuri untuk memberitahukan kepada adik-adiknya Tidak ada satupun adiknya yang tahu kalau dirinya
menderita kanker paru-paru, yang pada
akhirnya telah sampai pada kanker stadium IV. Dan sampailah saat dimana
untuk pertama kali dan terakhir kali dalam hidupnya dia membutuhkan kehadiran
adik-adiknya di sisinya, hingga akhirnya mau atau tidak, keempat adiknya tahu
akan penyakitnya itu. Dan permintaan terakhir Laisa
adalah melihat Yashinta menikah, akhirnya Yashinta menikah dengan Ghogsky, dan
Kak Laisapun sudah tidak mampu lagi berjuang melawan penyakitnya akhirnya ia
meninggal dunia dan tersenyum karena telah selesai menunaikan tugasnya sebagai
kakak, anak dan telah memenuhi amanat terakhir ayahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar